ARDA REFERENCE SUCCESS:
| KUMPULAN ARTIKEL ARDA | ILMU MENJADI KAYA | MIQRA INDONESIA | Arda Looker | Arda News Success | Arda REFERENCE | Blogging Success | Golden Age/ HOME SCHOOLING | Wisdom Business | Quantum Writers | Inspiring Intelligence | Mosquito & Public Health | Getting Rich | Writers Success | Sprituality Health | Farmakologi | Sanitary | Physiology | House Keeping | Pollution News | Photografy|

Your Ad Here
gravatar

Golongan dan Kualifikasi Manusia

Oleh: ARDA DINATA
Email:
arda.dinata@gmail.com

SALAH
satu rahasia yang bisa direngkuh oleh seseorang apabila ia melaksanakan ibadah puasa (terutama di bulan Ramadhan), menurut Dr Yusuf Qardhawi adalah untuk menguatkan jiwa. Dalam hidup ini tak sedikit kerja manusia didominasi justru oleh hawa nafsunya. Oleh karena itu dalam Islam dianjurkan untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut. Untuk itu, lewat ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, jiwa seorang muslim akan dikuatkan-Nya.

Manusia yang berakal, tentu akan melatih dirinya untuk menundukkan hawa nafsu agar bisa selamat dimasa yang akan datang. Selain itu, orang berakal sadar betul bahwa orang yang menuruti hawa nafsu (syahwatnya) akan kecanduan dan tidak akan tentram ketika meninggalkan perbuatan tersebut, karena syahwat itu telah menjadi bagian hidupnya dan tidak pernah memberinya kepuasan. Di sinilah, kita harus mampu memenuhi hasrat nafsu secara proporsional.

Adapun akibat tatanan sikap manusia dalam memposisikan nafsu atas perilaku hidupnya di dunia, maka manusia dibedakan menjadi dua golongan.Pertama, golongan yang terkalahkan oleh nafsunya, sehingga setiap perilakunya dikendalikan nafsunya.

Kedua, golongan yang mampu mengekang bahkan mengalahkan nafsunya, maka tunduklah nafsu itu pada perintahnya. Para golongan yang telah sampai pada tingkat makrifatullah ada yang berkata: “Akibat dari perjalanan panjang seseorang yang meniti jalan menuju makrifat yaitu, jika dapat membuktikan dirinya telah mampu mengalahkan nafsu-nafsunya. Barangsiapa yang berhasil mengalahkan nafsu itu, maka beruntunglah ia, sebaliknya bagi yang terkalahkan oleh nafsunya, maka merugi dan hancurlah ia.”

Sedangkan Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam Thariqul Istiqamah (Meretas Jalan Istiqamah) mengungkapkan bahwa di dalam meniti fase-fase perjalanan menuju Allah, manusia terkualifikasi menjadi lima golongan. (1) Golongan Asy-Qiya’ (orang-orang yang sengsara), adalah siapa saja yang berjalan menuju lembah kesengsaraan. Mereka ini dimurkai oleh Allah, karena penolakannya terhadap kebenaran kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, senantiasa menghalang-halangi seseorang yang meniti jalan-Nya.

(2) Golongan Zalimun (aniaya), ialah golongan orang yang apabila mengisi umurnya dengan melakukan kelalaian dan mengutamakan tuntunan nafsu daripada mencari ridha-Nya. Padahal mereka sendiri beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhirat dan kiamat.

(3) Golongan Terpedaya, yaitu golongan orang-orang yang sudah terlena dan tenggelam dalam kubangan dosa. Perbuatan yang bermuara pada dosa sudah mendarah daging dalam hidupnya. Dampaknya mengimbas pada pandangan dan mata hatinya mulai kabur bahkan buta sama sekali.

(4) Golongan Al-Abrar (orang-orang baik), yaitu mereka yang melewatkan setiap jengkal langkahnya dengan menegakkan perintah Allah dan membentengi hatinya dari segala macam perbuatan yang akan membelokkannya dari konsep dan syariat Allah.

(5) Golongan As-Sabiqun Al-Muqarrabun (orang-orang yang menang dan dekat), yaitu mereka yang hatinya telah penuh dengan pancaran sinar ma’rifat, mahabbah, khauf dan respektif terhadap keinginan Allah SWT. Dan Mahabbahnya itu telah menyatu dalam hidup dan kehidupannya.

Oleh karena itu, sikap menyia-nyiakan nafsu tanpa kontrol dan menyepelekan permasalahannya akan menggiring manusia pada kerusakan yang nyata dan menjauhkan dari-Nya. Hal ini sudah membudaya pada diri orang yang terbius dan tertipu oleh nafsu dan dunianya.

Akhirnya kita berdoa kepada Allah SWT agar kita mampu memenuhi hasrat nafsu secara proporsional dan terlindungi dari tipu daya nafsu yang menggelincirkan lagi tercela (yaitu nafsu yang melebihi batas kewajaran). Dan dapat menjadikan ibadah puasa ini sebagai momentum dalam membangun pengendalian terhadap hawa nafsu yang ada dalam setiap muslim. Amin. Wallahu’alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia,
http://www.miqra.blogspot.com.

ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:

· Buku Sukses Untuk Anda. Klik di sini ….

· Peta Harta Karun, Menulis Buku & Menerbitkannya Sendiri, dll klik disini…

gravatar

Silaturahmi, Panjang Usia dan Rizki

Oleh: ARDA DINATA
http://ardanews.blogspot.com

“MAUKAH kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” tanya Rasulullah Saw. kepada sahabat-sahabatnya.

“Tentu saja,” jawab mereka.

Rasulullah kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambung persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwwah di antara mereka adalah amal shaleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rizkinya, hendaklah ia menyambung persaudaraan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).

Kegiatan silaturahim ini akan terasa sekali pada bulan Syawal atau sesudah Idul Fitri, bila dibandingkan pada bulan lainnya. Padahal, pemahaman silaturahmi itu tidak membedakan bulan dan situasional.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, silaturahmi diartikan persaudaraan, persahabatan. Dari sini masih bisa dikembangkan menjadi berkunjung, mendatangi, mengeratkan tali kasih, bahkan bisa diperluas lagi dengan saling berkomunikasi (tukar pikiran), curhat (menyampaikan isi hati), dan saling memaafkan.

Menyikapi dan merenungi hadits di atas, Islam lebih dulu memberikan kunci bagi mereka yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rizkinya. Yakni, menyambung persaudaraan. Bagaimana aplikasinya?

Ilmu Barat mengatakan, “Inti dari hidup adalah gerak.” Dengan demikian, siapa orangnya yang sering melakukan gerak, maka ia akan hidup. Karena dengan gerak organ tubuh juga ikut bergerak. Sehingga jantung akan memompakan darah ke seluruh tubuh kita. Kaitannya dengan silaturahmi, maka orang yang sering melakukan silaturahmi terhadap sesamanya. Baik teman, kenalan, tetangga, orangtua, dan lainnya, maka ia akan selalu melakukan gerak pada organ tubuhnya. Otomatis organ tubuhnya menjadi hidup, yang akhirnya berkorelasi kepada ‘memperpanjang’ usia hidupnya sebatas kehendakNya.

Dari hubungan silaturahmi juga, akan mendatangkan banyak rizki yang tidak disangka-sangka kepada siapa pun yang melakukannya. Rizki yang bagaimana? Itu hak perogatif Allah SWT. Yang jelas, dari silaturahmi ini akan terjadi dialog, pembicaraan tentang sesuatu hal. Di sini tentunya, akan terjadi transper ilmu pengetahuan dari apa-apa yang diobrolkannya. Ilmu pengetahuan itu, juga merupakan rizki. Lalu, kita dijamu misalnya. Itu juga merupakan rizki. Belum lagi, jika dari pertemuan itu berlanjut dengan kesepakatan kerjasama untuk berusaha atau berbisnis. Bukankah itu suatu rizki? Dan masih banyak yang lainnya. Yang pasti, niatan kita ikhlas mengharap ridho Allah. Allah Maha kaya dan Maha segala-galanya.

Jadi, kunci bagi panjangnya usia kita dan terbukanya rahmat dan inayah (pertolongan) Allah untuk keluar dari jeratan krisis yang melilit bangsa ini, tidak lain ukhuwwah Islamiyah. Karena, bagaimanapun besarnya umat Islam di Indonesia, sama sekali tidak ada artinya. Benar-benar laksana buih di lautan yang dengan mudah terombang-ambing oleh gelombang, apabila tidak mau berpegang teguh pada tali Allah dan menegakkan konsep Iftihadul Ummah (persatuan ummat).

Oleh karena itu, janganlah mengumbar fitnah dan cacian yang tidak bisa membuktikannya terhadap sesama Muslim. Sebab, hal ini bisa jadi hanya akan merusak amalnya sendiri di yaumil akhir nanti.

Kita hendaknya, harus mempersibuk dengan memperhatikan aib sendiri. Siapa tahu, orang yang kita benci itu kedudukannya lebih tinggi di sisi Allah dari pada kita? ***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.

ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:

· Buku Sukses Untuk Anda. Klik di sini ….

· Peta Harta Karun, Menulis Buku & Menerbitkannya Sendiri, dll klik disini…

gravatar

Menghampiri Allah di Bulan Suci

Oleh: ARDA DINATA
Email:
arda.dinata@gmail.com

Menghampiri Allah SWT, sebenarnya harus kita usahakan dalam setiap saat. Lebih-lebih hal ini dilakukan dalam bulan Ramadhan. Karena bulan ini merupakan bulan suci, penuh keutamaan. Bulan dilipatgandakannya pahala amal. Diantara rahasia dan hikmah utama ibadah di bulan Ramadhan ialah memperkuat posisi ruhiah manusia. Untuk itu, kita hendaknya mampu memanfaatkan moment Ramadhan ini dengan seoptimal mungkin melakukan aktivitas yang mampu menghampiri/mendekatkan diri dan menggapai cinta-Nya.

Adapun golongan hamba yang dicintai oleh Allah SWT, diantaranya adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, bertaqwa, beriman, berbuat baik, berbuat adil, berlaku sabar, bertawakal, bertaubat, suci, dan berjuang di jalan Allah dalam barisan yang teratur/terorganisasi.

Pembentukan pribadi-pribadi seperti itu, tentu didapat melalui proses panjang penuh ketekunan dalam menggapainya. Di sini, kunci utama dan pertama yang perlu dibangunnya adalah bagaimana kita dapat menghampiri/mendekatan diri kepada Allah SWT sebagai tangga awal menggapai cinta-Nya.

Berikut ini, ada beberapa rangkaian amalan yang dapat kita lakukan di bulan Ramadhan, diantaranya sebagai berikut:

Memperbanyak sedekah.

Bagi umat islam, bulan Ramadhan merupakan lahan terbesar dalam meningkatkan amal kebajikan. Dari Ibnu ‘Abas, ia berkata: “Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadarus Alquran dengan beliau. Sungguh Rasulullah Saw ketika ditemui oleh Jibril menjadi orang yang lebih murah hati dalam memberikan kebaikan, (sehingga lebih banyak) daripada tiupan angin.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Salah satu amalan sedekah yang bisa dilakukan ialah memberi makanan berbuka (tajil). Zaid bin Khalid Al Juhairi berkata, bersabda Rasulullah Saw, “Siapa yang memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang shaum, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang shaum itu dengan tidak mengurangi pahala orang yang shaum itu sedikitpun.” (HR. At Turmudzi, Ahmad, dan Nasai).

Memperbanyak membaca Alquran (tadarus).

Dalam memperbanyak membaca Alquran ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan. (a) Membaca Alquran dengan bacaan yang benar. Nabi Saw bersabda, “Bacalah Alquran karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela pada sahabatnya.” (HR. Muslim).

(b) Mempelajari kandungan Alquran dan berusaha mengamalkannya. “Apabila suatu kaum berkumpul dalam suatu majelis untuk mempelajari kitab Allah, maka pasti turun kepada mereka ketenangan dan dilipati rakhmat dan dikerumuni oleh malaikat dan diingat oleh Allah di depan para malaikat yang ada di sekelilingnya.” (HR. Abu Hurairah).

(c) Meresapi dan merenunginya ketika membaca Alquran. Mereka yang dikaruniai taufik dan hidayah ketika membaca Alquran, maka mereka benar-benar meresapi dan merenunginya sehingga air matanya pun berderai membasahi pipi. Ketika Rasulullah Saw mendengar tangisan mereka beliaupun ikut menangis bersama mereka, lantas beliau bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT.”

Memperbanyak istigfar, dzikir, dan doa.

Istigfar berarti upaya memohon ampunan (maghfirah)-Nya. Qatadah berkata: “Sesungguhnya Alquran ini memberi petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.”

Berkait dengan dzikir, Al-Imam Syamsuddin Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan roh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan pokoknya.” Adapun dzikrullah yang bisa dilakukan: Subhaanallah, Alhamdulillah, dan Laa ilaha Allah.

Sementara itu, Allah SWT memerintahkan kepada kita agar berdoa kepada-Nya dan Dia akan mengkabulkan doa hamba-Nya. “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doamu.” (QS. Al-Mu’min: 60). Pada saat siang dan malam di bulan Ramadhan adalah waktu yang utama, maka isilah kesempatan itu dengan memperbanyak istigfar, dzikir dan doa kepada Allah. Diantara waktu makbulnya sebuah doa adalah pada bulan Ramadhan, ketika berbuka puasa, waktu sahur, hari jumat, sepertiga malam terakhir, dan kondisi istimewa lainnya.

Menghidupkan malam dengan shalat.

Pada malam bulan Ramadhan kita dianjurkan melakukan shalat pada malam harinya. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa melalukan shalat (pada malam-malam) Ramadhan dengan iman dan mengharap keridhaan-Nya, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Shalat malam (Qiyamullail) ini dalam bulan Ramadhan disebut dengan Qiyamullailatur Ramadhan dan pada selain bulan Ramadhan disebut shalat tahajjud. Nabi Saw menyatakan dalam salah satu sabdanya, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib ialah Qiyamullail (shalat di tengah malam).” (Muttafaq ‘Alaih). Selain itu, Qiyamullail ini dapat membuat seseorang yang melakukannya, di pagi harinya menjadi segar, bersemangat dan hatinya pun tenang.

Memperbanyak ibadah ketika sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.

Salah satu ibadah yang perlu dilakukan dalam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan adalah melakukan I’tikaf dan berusaha untuk memperoleh “lailatul qadar”. I’tikaf adalah ibadah yang merangkum berbagai amal ketaatan seperti membaca Alquran, shalat, dzikir, doa, dll. Rasulullah sangat menganjurkan untuk melaksanakan I,tikaf ini pada sepuluh malam terakhir. Diterangkan dalam sebuah hadis, Aisyah ra. berkata, “Adalah Rasulullah Saw beri’tikaf pada malam-malam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga wafat, kemudian dilanjutkan melakukan itu oleh istri beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu’alam.***

Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.

ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:
· Buku Sukses Untuk Anda. Klik di sini ….

· Peta Harta Karun, Menulis Buku & Menerbitkannya Sendiri, dll klik disini…

gravatar

Kiat Menuju Muslim Berkualitas

Oleh Arda Dinata
Email:
arda.dinata@gmail.com

SETIAP kita, dapat dipastikan berkeinginan menjadi seorang muslim berkualitas, manusia unggul, manusia paripurna atau insan kamil. Tapi, ternyata tidak semua orang mampu menggapainya. Padahal Allah SWT dalam Alquran surat At-Tin: 4, yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”

Manusia paripurna atau insan kamil menurut Ibn’Arabi (sufibesar dari Andalusia, 1165 M) adalah yang mampu menyatakan sifat-sifat Allah yang berlawanan ke dalam dirinya dan diwujudkan ke dalam perilakunya. Menyatukan sifat-sifat Allah ke dalam diri bukan berarti meniru sifat-sifat-Nya, tetapi menegaskan bahwa tugas manusia adalah sebagai pengendali dan pengatur alam (khalifatul ‘ardh) dengan kesejukan, keamanan dan ketegasan berdasarkan kebenaran ilahiyah.

Secara demikian, insan kamil ini dapat dibantu dengan menggunakan metoda intuisi, yang membantu perkembangan kepribadian manusia integral/ insan kamil, dan pada gilirannya akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM), berdasarkan iman dan takwa. Berikut ini, ada beberapa kiat menuju muslim berkualitas.

1. Memiliki kemampuan memacu dan menerpa diri.

Banyak orang yang cukup potensial, tetapi ia tidak bisa menjadi berkualitas dan unggul. Faktor penyebabnya adalah karena belum sampai ilmunya, sehingga tidak tahu langkah-langkah yang perlu dilakukannya.

Untuk itu, mulai saat ini segera miliki kemampuan memacu dan menerpa diri dengan ilmu yang berhubungan dengan sesuatu keunggulan yang ingin dicapai tersebut. Artinya seseorang yang unggul lagi berkualitas ialah mereka yang memiliki kemampuan memacu dan memimpin diri lebih daripada orang lain. Misalnya, kalau orang lain belajar lima jam, maka seseorang yang akan mempunyai masa depan unggul akan bisa tahan belajar dalam waktu lebih dari lima jam. Atau kalau orang lain bekerja selama tujuh jam dalam sehari, ia akan sanggup bekerja selama lebih dari tujuh jam. Sehingga, tiap hari ia punya bonus waktu untuk menempa keunggulannya.

2. Terciptanya sistem yang kondusif untuk berprestasi.

Kondisi sistem yang kondusif pada lingkungan sekitar kita akan mampu merangsang seseorang untuk berprestasi. Sistem dan lingkungan yang kondusif ini, tentu adakalanya harus kita cari dan ada pula yang harus kita ciptakan sendiri.

Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, bahwa seseorang itu sangat terbawa oleh lingkungannya. Barangsiapa bergaul dengan pandai besi, di atas akan bau bakaran atau bahkan akan pernah merasakan salah satu anggota tubuhnya terbakar. Akan tetapi, barangsiapa bergaul dengan penjual minyak wangi, maka tidak bisa tidak tubuh atau bajunya akan ikut menjadi wangi. Ini menunjukkan betapa lingkungan atau sistem itu akan sangat berpengaruh terhadap seseorang untuk menjadi berkualitas atau sebaliknya.

Pendeknya, apabila sistem dan lingkungan di sekitar kita telah dibuat unggul, maka setiap individu yang berada di dalamnya memiliki potensi yang sama untuk terpacu percepatan kualitas dirinya.

3. Mengembangkan silaturahmi.

Aktivitas silaturahmi ini memiliki daya ungkit dan pengaruh positif yang luar biasa. Ajaran Islam mengajarkan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur dan memperbanyak rizki. Pengertian rizki di sini sangat luas, diantaranya adalah diperolehnya ilmu. Berkait dengan ilmu, Nabi Muhammad Saw Sulaiman as ketika ditanya oleh Allah SWT, apakah ia akan memilih harta atau ilmu, ternyata ia akan memilih ilmu. Akibatnya, hartapun didapatkannya.

Untuk itu, manusia berkualitas, hendaknya mempunyai program setiap hari harus melakukan silaturahmi dengan berbagai orang, kelompok, dan kalangan. Bisa dengan kaum terpelajar, pengusaha, bahkan tukang becak sekalipun. Mengapa ini perlu dilakukan? Karena, dari kegiatan silaturahmi seperti itulah, kita memperoleh hikmah dari setiap pertemuan yang dapat membangkitkan inspirasi atau menangkap sisi lain dari suatu kehidupan. Hal ini, tentu diperlukan untuk melejitkan potensi kualitas diri kita.

4. Memiliki kejernihan berpikir.

Berbicara masalah manusia berkualitas, ternyata harus kita sadari adalah tidaklah cukup bila hanya unggul di dunia saja, tetapi juga harus di dunia dan akherat. Inilah formula yang perlu diagendakan untuk membangunnya oleh setiap muslim melalui potensi akal dan pikirnya.

Di sinilah, kelihatannya untuk menjadi seorang manusia unggul, yang terpenting adalah harus mempunyai kejernihan berpikir. Orang seperti ini, diawali dari ketentraman hatinya. Allah SWT dalam QS. Ar Ra’dan: 28, menyebutkan, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”

Dengan kata lain, siapapun yang ingin mendapatkan kemampuan menggali potensi dirinya, sehingga ia sanggup menguasai diri dan sanggup berpikir serta bertindak jernih, kunci utamanya adalah memiliki keahlian berdzikir kepada Allah. Tapi filter ini, sungguh berbahaya karena orang yang unggul tanpa ingat kepada Allah, niscaya keunggulannya akan menjadi alat kebinasaan dan kehinaan baik bagi dirinya, orang lain dan lingkungannya.

5. Memiliki keunggulan dzikir kepada Allah.

Keunggulan dalam bidang harta, gelar, pangkat, jabatan, dll. tidak akan pernah membuat hati kita menjadi tenang. Betapa banyak orang menjadi hina dan sengsara karena soal duniawi seperti itu. Maka, kalau kita ingin berkualitas dan unggul di dunia dan akherat adalah kita harus mempunyai keunggulan dzikir kepada Allah, sehingga kehidupan kita berada dalam kententraman.

Allah SWT berfirman, “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. AlJumu’ah: 62). Mengapa hal ini perlu kita lakukan? Karena, Allah akan selalu ingat kepada orang yang mengingat nama-Nya. Kalau kita selalu menjaga dzikir ini, sedangkan Dialah yang menguasai kita, mengetahui mana yang terbaik bagi kita, dan yang menyusun bakat pada diri kita, maka apa sulitnya bagi Allah untuk menuntun hidup kita menjadi berkualitas dan unggul?

6. Memiliki karya yang unggul.

Umat muslim hendaknya tidak hanya bisa berdzikir, berbicara, membuat konsep, tetapi haruslah mengaktualkan ikhtiar atau menghasilkan karya yang berkualitas dan unggul.
Untuk itu, kalu kita ingin unggul, maka kita harus mulai merintis dan membiasakan untuk menghasilkan karya dan keunggulan pribadi yang membuat kita mempunyai harga dalam kehidupan ini. Ingatlah bahwa Allah SWT menyukai umat yang mulai banyak berdakwah dengan karya nyata.

Akhirnya, menjadi muslim berkualitas harus didasarkan pada kehebatan berdzikir kepada Allah, yang membuat kita tenang, terpelihara dan tentram. Sedangkan keunggulan berpikir membuat langkah strategis dan jitu. Dan keunggulan karya nyata membuat potensi harga diri menjadi terangkat. Waallahu’alam.***

Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.

Selamat Menikmati Tulisan-Tulisan Yang Penuh Inspirasi, Ilmu, Motivasi dan Amal Yang Bikin Hidup Anda Sukses Secara Islami di Blog Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam [MIQRA] INDONESIA. Blog Ini Didirikan oleh ARDA DINATA, Seorang Penulis Merdeka. Salam SUKSES....dari MIQRA Indonesia!!!


| ILMU MENJADI KAYA |

AMBIL Sebelum KEHABISAN....!!!
ADA Ebook GRATIS di Bawah Ini:
1. Miliki HARTA KARUN Bagi PENULIS

2. Cara SUKSES Nampang dI INTERNET

3. Cara SUKSES Kirim 100-an Email Sekali klik

4. Cara GAMPANG NERBITIN BUKU OK

5. Asiknya Bikin TULISAN Chicken Soup for the Soul dan Kiat Membuat TULISAN YANG MENARIK





Assalamu'alaikum wr wb
Selamat datang di MIQRA INDONESIA GROUP. Sumber Inspirasi, Motivasi, Ilmu dan Amal untuk ke-SUKSES-an hidup Anda di dunia akhirat.
Ayo Gabung Dengan Komunitas Pembaca MIQRA INDONESIA GROUP
Dapatkan Hadiah Ebook:
”ILMU MENJADI KAYA”

Setelah Anda bergabung dengan Mailing List MIQRA INDONESIA GROUP.


BLOG IS MY SALESMAN ARDA DINATA:
| ARDA EKLIPING INDONESIA | Cara Menjadi Kaya | Dunia Kesehatan Spritual | Dunia Pustaka dan Referensi | Dunia Pemberantasan Penyakit Bersumber Binatang | Dunia Kesehatan Lingkungan | ALIFIA E-Clipping and Reviewing | Reuse News Indonesia | ARDA Reseller News | Rahasia Penulis Sukses | Reseller News Indonesia |

MENU ARDA EKLIPING INDONESIA:
| BERANDA KLIPING | KLIP IPTEK | KLIP PSIKOLOGI | KLIP WANITA | KLIP KELUARGA | KLIP ANAK CERDAS | KLIP BELIA & REMAJA | KLIP GURU & PENDIDIKAN | KLIP HIKMAH & RENUNGAN |

MENU HIDUP SEHAT DAN KAYA:
| Dunia Spritual dan Kesehatan | Rahasia Menjadi Kaya | Dunia Reseller | Reuse News | Pustaka Bisnis |

MENU ARDA PENULIS SUKSES:
| Inspirasi Penulis | Rahasia Penulis | Media Penulis | Sosok Penulis | Pustaka Penulis |

MENU AKADEMI PEMBERANTASAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG:
| Dunia P2B2 | Dunia NYAMUK | Dunia LALAT | Dunia TIKUS | Dunia KECOA | Pustaka P2B2 |

MENU AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN:
| Inspirasi ARDA | Dasar KESLING | P.Sampah | Tinja & Aair Limbah | Binatang Pengganggu | Rumah & Pemukiman Sehat | Pencemaran Lingkungan Fisik | HYPERKES | Hygiene Sanitasi Makanan | Sanitasi Tempat Umum | Air Bersih | Pustaka Kesehatan |

MENU MIQRA INDONESIA:
| Home Inspirasi | Opini | Optimis | Sehat-Healthy | Keluarga-Family Life | Spirit-Enthusiasm | Ibroh-Wisdom | Jurnalistik | Lingkungan-Environment | Business | BooK | PROFIL | Jurnal MIQRAINDO | Reseller News Indonesia |

DAFTAR KORAN-MAJALAH INDONESIA:
| Pikiran Rakyat | KOMPAS | Galamedia | Republika | Koran Sindo | Bisnis Indonesia | Sinar Harapan | Suara Pembaruan | Suara Karya | Suara Merdeka | Solo Pos | Jawa Pos | The Jakarta Post | Koran Tempo | Media Indonesia | Banjarmasin Post | Waspada | Suara Indonesia Baru | Batam Pos | Serambi Indonesia | Sriwijaya Post | Kedaulatan Rakyat | Pontianak POS | Harian Fajar | Harian Bernas | Bangka Post | Harian Surya | Metro Banjar | Pos Kupang | Serambi Indonesia | Kontan | Majalah Gamma | Majalah Gatra | Majalah Angkasa | Majalah Intisari | Majalah Info Komputer | Majalah Bobo | Majalah Ummi | Majalah Sabili | Majalah Parentsguide | Majalah Suara Muhammadiyah | Majalah Amanah | Majalah Tabligh | Majalah Insight |Majalah Annida | Majalah Network Business | Tabloid PC+ | Majalah Komputer Easy | Tabloid NOVA |Loka Litbang P2B2 Ciamis |


MIQRA INDONESIA GROUP
Kantor Pusat
: Jl. Raya Panganadaran Km.3 Pangandaran Ciamis 46396
Telp. (0265) 630058
Copyright © 2006-2010, Miqra Indonesia,
Email : miqra_indo@yahoo.co.id
Homepage : http://www.miqra.blogspot.com/
Design by Arda Dinata,
Wong Tempel Kulon - Kec. Lelea - Kab. Indramayu - Indonesia