Mengapa Bencana Itu Datang?
|
Pamer gaya dengan skin baru yang keren.
Coba Yahoo! Messenger 9.0 baru sekarang!
|
--- Pada Sab, 1/11/08, miqra_indo <miqra_indo@yahoo.co.id> menulis: Dari: miqra_indo <miqra_indo@yahoo.co.id> |
Oleh: ARDA DINATA
Email: arda.dinata@gmail.com
SALAH satu rahasia yang bisa direngkuh oleh seseorang apabila ia melaksanakan ibadah puasa (terutama di bulan Ramadhan), menurut Dr Yusuf Qardhawi adalah untuk menguatkan jiwa. Dalam hidup ini tak sedikit kerja manusia didominasi justru oleh hawa nafsunya. Oleh karena itu dalam Islam dianjurkan untuk mengendalikan hawa nafsu tersebut. Untuk itu, lewat ibadah puasa di bulan Ramadhan ini, jiwa seorang muslim akan dikuatkan-Nya.
Manusia yang berakal, tentu akan melatih dirinya untuk menundukkan hawa nafsu agar bisa selamat dimasa yang akan datang. Selain itu, orang berakal sadar betul bahwa orang yang menuruti hawa nafsu (syahwatnya) akan kecanduan dan tidak akan tentram ketika meninggalkan perbuatan tersebut, karena syahwat itu telah menjadi bagian hidupnya dan tidak pernah memberinya kepuasan. Di sinilah, kita harus mampu memenuhi hasrat nafsu secara proporsional.
Adapun akibat tatanan sikap manusia dalam memposisikan nafsu atas perilaku hidupnya di dunia, maka manusia dibedakan menjadi dua golongan.Pertama, golongan yang terkalahkan oleh nafsunya, sehingga setiap perilakunya dikendalikan nafsunya.
Kedua, golongan yang mampu mengekang bahkan mengalahkan nafsunya, maka tunduklah nafsu itu pada perintahnya. Para golongan yang telah sampai pada tingkat makrifatullah ada yang berkata: “Akibat dari perjalanan panjang seseorang yang meniti jalan menuju makrifat yaitu, jika dapat membuktikan dirinya telah mampu mengalahkan nafsu-nafsunya. Barangsiapa yang berhasil mengalahkan nafsu itu, maka beruntunglah ia, sebaliknya bagi yang terkalahkan oleh nafsunya, maka merugi dan hancurlah ia.”
Sedangkan Ibnul Qayyim Al-Jauziah dalam Thariqul Istiqamah (Meretas Jalan Istiqamah) mengungkapkan bahwa di dalam meniti fase-fase perjalanan menuju Allah, manusia terkualifikasi menjadi lima golongan. (1) Golongan Asy-Qiya’ (orang-orang yang sengsara), adalah siapa saja yang berjalan menuju lembah kesengsaraan. Mereka ini dimurkai oleh Allah, karena penolakannya terhadap kebenaran kitab-kitab-Nya, para utusan-Nya, senantiasa menghalang-halangi seseorang yang meniti jalan-Nya.
(2) Golongan Zalimun (aniaya), ialah golongan orang yang apabila mengisi umurnya dengan melakukan kelalaian dan mengutamakan tuntunan nafsu daripada mencari ridha-Nya. Padahal mereka sendiri beriman kepada Allah, kitab-kitab-Nya, para Rasul, hari akhirat dan kiamat.
(3) Golongan Terpedaya, yaitu golongan orang-orang yang sudah terlena dan tenggelam dalam kubangan dosa. Perbuatan yang bermuara pada dosa sudah mendarah daging dalam hidupnya. Dampaknya mengimbas pada pandangan dan mata hatinya mulai kabur bahkan buta sama sekali.
(4) Golongan Al-Abrar (orang-orang baik), yaitu mereka yang melewatkan setiap jengkal langkahnya dengan menegakkan perintah Allah dan membentengi hatinya dari segala macam perbuatan yang akan membelokkannya dari konsep dan syariat Allah.
(5) Golongan As-Sabiqun Al-Muqarrabun (orang-orang yang menang dan dekat), yaitu mereka yang hatinya telah penuh dengan pancaran sinar ma’rifat, mahabbah, khauf dan respektif terhadap keinginan Allah SWT. Dan Mahabbahnya itu telah menyatu dalam hidup dan kehidupannya.
Oleh karena itu, sikap menyia-nyiakan nafsu tanpa kontrol dan menyepelekan permasalahannya akan menggiring manusia pada kerusakan yang nyata dan menjauhkan dari-Nya. Hal ini sudah membudaya pada diri orang yang terbius dan tertipu oleh nafsu dan dunianya.
Akhirnya kita berdoa kepada Allah SWT agar kita mampu memenuhi hasrat nafsu secara proporsional dan terlindungi dari tipu daya nafsu yang menggelincirkan lagi tercela (yaitu nafsu yang melebihi batas kewajaran). Dan dapat menjadikan ibadah puasa ini sebagai momentum dalam membangun pengendalian terhadap hawa nafsu yang ada dalam setiap muslim. Amin. Wallahu’alam.***
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:
· Buku Sukses Untuk Anda. Klik di sini ….
· Peta Harta Karun, Menulis Buku & Menerbitkannya Sendiri, dll klik disini…
Oleh: ARDA DINATA
http://ardanews.blogspot.com
“MAUKAH kalian aku tunjukkan amal yang lebih besar pahalanya daripada shalat dan shaum?” tanya Rasulullah Saw. kepada sahabat-sahabatnya.
“Tentu saja,” jawab mereka.
Rasulullah kemudian menjelaskan, “Engkau damaikan yang bertengkar, menyambung persaudaraan yang terputus, mempertemukan kembali saudara-saudara yang terpisah, menjembatani berbagai kelompok dalam Islam, dan mengukuhkan ukhuwwah di antara mereka adalah amal shaleh yang besar pahalanya. Barangsiapa yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rizkinya, hendaklah ia menyambung persaudaraan.” (H.R. Bukhari dan Muslim).
Kegiatan silaturahim ini akan terasa sekali pada bulan Syawal atau sesudah Idul Fitri, bila dibandingkan pada bulan lainnya. Padahal, pemahaman silaturahmi itu tidak membedakan bulan dan situasional.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, silaturahmi diartikan persaudaraan, persahabatan. Dari sini masih bisa dikembangkan menjadi berkunjung, mendatangi, mengeratkan tali kasih, bahkan bisa diperluas lagi dengan saling berkomunikasi (tukar pikiran), curhat (menyampaikan isi hati), dan saling memaafkan.
Menyikapi dan merenungi hadits di atas, Islam lebih dulu memberikan kunci bagi mereka yang ingin dipanjangkan usianya dan dibanyakkan rizkinya. Yakni, menyambung persaudaraan. Bagaimana aplikasinya?
Ilmu Barat mengatakan, “Inti dari hidup adalah gerak.” Dengan demikian, siapa orangnya yang sering melakukan gerak, maka ia akan hidup. Karena dengan gerak organ tubuh juga ikut bergerak. Sehingga jantung akan memompakan darah ke seluruh tubuh kita. Kaitannya dengan silaturahmi, maka orang yang sering melakukan silaturahmi terhadap sesamanya. Baik teman, kenalan, tetangga, orangtua, dan lainnya, maka ia akan selalu melakukan gerak pada organ tubuhnya. Otomatis organ tubuhnya menjadi hidup, yang akhirnya berkorelasi kepada ‘memperpanjang’ usia hidupnya sebatas kehendakNya.
Dari hubungan silaturahmi juga, akan mendatangkan banyak rizki yang tidak disangka-sangka kepada siapa pun yang melakukannya. Rizki yang bagaimana? Itu hak perogatif Allah SWT. Yang jelas, dari silaturahmi ini akan terjadi dialog, pembicaraan tentang sesuatu hal. Di sini tentunya, akan terjadi transper ilmu pengetahuan dari apa-apa yang diobrolkannya. Ilmu pengetahuan itu, juga merupakan rizki. Lalu, kita dijamu misalnya. Itu juga merupakan rizki. Belum lagi, jika dari pertemuan itu berlanjut dengan kesepakatan kerjasama untuk berusaha atau berbisnis. Bukankah itu suatu rizki? Dan masih banyak yang lainnya. Yang pasti, niatan kita ikhlas mengharap ridho Allah. Allah Maha kaya dan Maha segala-galanya.
Jadi, kunci bagi panjangnya usia kita dan terbukanya rahmat dan inayah (pertolongan) Allah untuk keluar dari jeratan krisis yang melilit bangsa ini, tidak lain ukhuwwah Islamiyah. Karena, bagaimanapun besarnya umat Islam di Indonesia, sama sekali tidak ada artinya. Benar-benar laksana buih di lautan yang dengan mudah terombang-ambing oleh gelombang, apabila tidak mau berpegang teguh pada tali Allah dan menegakkan konsep Iftihadul Ummah (persatuan ummat).
Oleh karena itu, janganlah mengumbar fitnah dan cacian yang tidak bisa membuktikannya terhadap sesama Muslim. Sebab, hal ini bisa jadi hanya akan merusak amalnya sendiri di yaumil akhir nanti.
Kita hendaknya, harus mempersibuk dengan memperhatikan aib sendiri. Siapa tahu, orang yang kita benci itu kedudukannya lebih tinggi di sisi Allah dari pada kita? ***
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:
· Buku Sukses Untuk Anda. Klik di sini ….
· Peta Harta Karun, Menulis Buku & Menerbitkannya Sendiri, dll klik disini…
Oleh: ARDA DINATA
Email: arda.dinata@gmail.com
Menghampiri Allah SWT, sebenarnya harus kita usahakan dalam setiap saat. Lebih-lebih hal ini dilakukan dalam bulan Ramadhan. Karena bulan ini merupakan bulan suci, penuh keutamaan. Bulan dilipatgandakannya pahala amal. Diantara rahasia dan hikmah utama ibadah di bulan Ramadhan ialah memperkuat posisi ruhiah manusia. Untuk itu, kita hendaknya mampu memanfaatkan moment Ramadhan ini dengan seoptimal mungkin melakukan aktivitas yang mampu menghampiri/mendekatkan diri dan menggapai cinta-Nya.
Adapun golongan hamba yang dicintai oleh Allah SWT, diantaranya adalah orang yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, bertaqwa, beriman, berbuat baik, berbuat adil, berlaku sabar, bertawakal, bertaubat, suci, dan berjuang di jalan Allah dalam barisan yang teratur/terorganisasi.
Pembentukan pribadi-pribadi seperti itu, tentu didapat melalui proses panjang penuh ketekunan dalam menggapainya. Di sini, kunci utama dan pertama yang perlu dibangunnya adalah bagaimana kita dapat menghampiri/mendekatan diri kepada Allah SWT sebagai tangga awal menggapai cinta-Nya.
Berikut ini, ada beberapa rangkaian amalan yang dapat kita lakukan di bulan Ramadhan, diantaranya sebagai berikut:
Memperbanyak sedekah.
Bagi umat islam, bulan Ramadhan merupakan lahan terbesar dalam meningkatkan amal kebajikan. Dari Ibnu ‘Abas, ia berkata: “Rasulullah Saw adalah orang yang paling dermawan dan lebih besar kedermawanannya pada bulan Ramadhan ketika Jibril menemuinya. Jibril biasanya menemuinya setiap malam Ramadhan, lalu tadarus Alquran dengan beliau. Sungguh Rasulullah Saw ketika ditemui oleh Jibril menjadi orang yang lebih murah hati dalam memberikan kebaikan, (sehingga lebih banyak) daripada tiupan angin.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Salah satu amalan sedekah yang bisa dilakukan ialah memberi makanan berbuka (tajil). Zaid bin Khalid Al Juhairi berkata, bersabda Rasulullah Saw, “Siapa yang memberi makanan untuk berbuka bagi orang yang shaum, maka ia mendapatkan pahala seperti orang yang shaum itu dengan tidak mengurangi pahala orang yang shaum itu sedikitpun.” (HR. At Turmudzi, Ahmad, dan Nasai).
Memperbanyak membaca Alquran (tadarus).
Dalam memperbanyak membaca Alquran ini ada tiga hal yang perlu diperhatikan. (a) Membaca Alquran dengan bacaan yang benar. Nabi Saw bersabda, “Bacalah Alquran karena ia akan datang pada hari kiamat sebagai pembela pada sahabatnya.” (HR. Muslim).
(b) Mempelajari kandungan Alquran dan berusaha mengamalkannya. “Apabila suatu kaum berkumpul dalam suatu majelis untuk mempelajari kitab Allah, maka pasti turun kepada mereka ketenangan dan dilipati rakhmat dan dikerumuni oleh malaikat dan diingat oleh Allah di depan para malaikat yang ada di sekelilingnya.” (HR. Abu Hurairah).
(c) Meresapi dan merenunginya ketika membaca Alquran. Mereka yang dikaruniai taufik dan hidayah ketika membaca Alquran, maka mereka benar-benar meresapi dan merenunginya sehingga air matanya pun berderai membasahi pipi. Ketika Rasulullah Saw mendengar tangisan mereka beliaupun ikut menangis bersama mereka, lantas beliau bersabda, “Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah SWT.”
Memperbanyak istigfar, dzikir, dan doa.
Istigfar berarti upaya memohon ampunan (maghfirah)-Nya. Qatadah berkata: “Sesungguhnya Alquran ini memberi petunjuk kepadamu tentang penyakitmu dan obat penangkalnya. Adapun penyakitmu adalah dosa-dosa, sedangkan obatnya adalah istighfar.”
Berkait dengan dzikir, Al-Imam Syamsuddin Ibnul Qayyim mengatakan, “Sesungguhnya dzikir adalah makanan pokok bagi hati dan roh, apabila hamba Allah gersang dari siraman dzikir, maka jadilah ia bagaikan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan tubuh yang terhalang untuk memperoleh makanan pokoknya.” Adapun dzikrullah yang bisa dilakukan: Subhaanallah, Alhamdulillah, dan Laa ilaha Allah.
Sementara itu, Allah SWT memerintahkan kepada kita agar berdoa kepada-Nya dan Dia akan mengkabulkan doa hamba-Nya. “Berdoalah kepada-Ku, niscaya Aku kabulkan doamu.” (QS. Al-Mu’min: 60). Pada saat siang dan malam di bulan Ramadhan adalah waktu yang utama, maka isilah kesempatan itu dengan memperbanyak istigfar, dzikir dan doa kepada Allah. Diantara waktu makbulnya sebuah doa adalah pada bulan Ramadhan, ketika berbuka puasa, waktu sahur, hari jumat, sepertiga malam terakhir, dan kondisi istimewa lainnya.
Menghidupkan malam dengan shalat.
Pada malam bulan Ramadhan kita dianjurkan melakukan shalat pada malam harinya. Dari Abu Hurairah, sesungguhnya Rasulullah Saw bersabda: “Barangsiapa melalukan shalat (pada malam-malam) Ramadhan dengan iman dan mengharap keridhaan-Nya, maka dosa-dosanya yang telah lalu akan diampuni.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Shalat malam (Qiyamullail) ini dalam bulan Ramadhan disebut dengan Qiyamullailatur Ramadhan dan pada selain bulan Ramadhan disebut shalat tahajjud. Nabi Saw menyatakan dalam salah satu sabdanya, “Shalat yang paling utama setelah shalat wajib ialah Qiyamullail (shalat di tengah malam).” (Muttafaq ‘Alaih). Selain itu, Qiyamullail ini dapat membuat seseorang yang melakukannya, di pagi harinya menjadi segar, bersemangat dan hatinya pun tenang.
Memperbanyak ibadah ketika sepuluh malam terakhir di bulan Ramadhan.
Salah satu ibadah yang perlu dilakukan dalam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan adalah melakukan I’tikaf dan berusaha untuk memperoleh “lailatul qadar”. I’tikaf adalah ibadah yang merangkum berbagai amal ketaatan seperti membaca Alquran, shalat, dzikir, doa, dll. Rasulullah sangat menganjurkan untuk melaksanakan I,tikaf ini pada sepuluh malam terakhir. Diterangkan dalam sebuah hadis, Aisyah ra. berkata, “Adalah Rasulullah Saw beri’tikaf pada malam-malam sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan hingga wafat, kemudian dilanjutkan melakukan itu oleh istri beliau.” (HR. Bukhari dan Muslim). Wallahu’alam.***
Arda Dinata adalah pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
ADA EBOOK GRATIS SEBAGAI BONUS YANG WAJIB ANDA BACA:
· Buku Sukses Untuk Anda. Klik di sini ….
· Peta Harta Karun, Menulis Buku & Menerbitkannya Sendiri, dll klik disini…
Oleh Arda Dinata
Email: arda.dinata@gmail.com
SETIAP kita, dapat dipastikan berkeinginan menjadi seorang muslim berkualitas, manusia unggul, manusia paripurna atau insan kamil. Tapi, ternyata tidak semua orang mampu menggapainya. Padahal Allah SWT dalam Alquran surat At-Tin: 4, yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.”
Manusia paripurna atau insan kamil menurut Ibn’Arabi (sufibesar dari Andalusia, 1165 M) adalah yang mampu menyatakan sifat-sifat Allah yang berlawanan ke dalam dirinya dan diwujudkan ke dalam perilakunya. Menyatukan sifat-sifat Allah ke dalam diri bukan berarti meniru sifat-sifat-Nya, tetapi menegaskan bahwa tugas manusia adalah sebagai pengendali dan pengatur alam (khalifatul ‘ardh) dengan kesejukan, keamanan dan ketegasan berdasarkan kebenaran ilahiyah.
Secara demikian, insan kamil ini dapat dibantu dengan menggunakan metoda intuisi, yang membantu perkembangan kepribadian manusia integral/ insan kamil, dan pada gilirannya akan meningkatkan sumber daya manusia (SDM), berdasarkan iman dan takwa. Berikut ini, ada beberapa kiat menuju muslim berkualitas.
1. Memiliki kemampuan memacu dan menerpa diri.
Banyak orang yang cukup potensial, tetapi ia tidak bisa menjadi berkualitas dan unggul. Faktor penyebabnya adalah karena belum sampai ilmunya, sehingga tidak tahu langkah-langkah yang perlu dilakukannya.
Untuk itu, mulai saat ini segera miliki kemampuan memacu dan menerpa diri dengan ilmu yang berhubungan dengan sesuatu keunggulan yang ingin dicapai tersebut. Artinya seseorang yang unggul lagi berkualitas ialah mereka yang memiliki kemampuan memacu dan memimpin diri lebih daripada orang lain. Misalnya, kalau orang lain belajar lima jam, maka seseorang yang akan mempunyai masa depan unggul akan bisa tahan belajar dalam waktu lebih dari lima jam. Atau kalau orang lain bekerja selama tujuh jam dalam sehari, ia akan sanggup bekerja selama lebih dari tujuh jam. Sehingga, tiap hari ia punya bonus waktu untuk menempa keunggulannya.
2. Terciptanya sistem yang kondusif untuk berprestasi.
Kondisi sistem yang kondusif pada lingkungan sekitar kita akan mampu merangsang seseorang untuk berprestasi. Sistem dan lingkungan yang kondusif ini, tentu adakalanya harus kita cari dan ada pula yang harus kita ciptakan sendiri.
Nabi Muhammad Saw pernah bersabda, bahwa seseorang itu sangat terbawa oleh lingkungannya. Barangsiapa bergaul dengan pandai besi, di atas akan bau bakaran atau bahkan akan pernah merasakan salah satu anggota tubuhnya terbakar. Akan tetapi, barangsiapa bergaul dengan penjual minyak wangi, maka tidak bisa tidak tubuh atau bajunya akan ikut menjadi wangi. Ini menunjukkan betapa lingkungan atau sistem itu akan sangat berpengaruh terhadap seseorang untuk menjadi berkualitas atau sebaliknya.
Pendeknya, apabila sistem dan lingkungan di sekitar kita telah dibuat unggul, maka setiap individu yang berada di dalamnya memiliki potensi yang sama untuk terpacu percepatan kualitas dirinya.
3. Mengembangkan silaturahmi.
Aktivitas silaturahmi ini memiliki daya ungkit dan pengaruh positif yang luar biasa. Ajaran Islam mengajarkan bahwa silaturahmi dapat memperpanjang umur dan memperbanyak rizki. Pengertian rizki di sini sangat luas, diantaranya adalah diperolehnya ilmu. Berkait dengan ilmu, Nabi Muhammad Saw Sulaiman as ketika ditanya oleh Allah SWT, apakah ia akan memilih harta atau ilmu, ternyata ia akan memilih ilmu. Akibatnya, hartapun didapatkannya.
Untuk itu, manusia berkualitas, hendaknya mempunyai program setiap hari harus melakukan silaturahmi dengan berbagai orang, kelompok, dan kalangan. Bisa dengan kaum terpelajar, pengusaha, bahkan tukang becak sekalipun. Mengapa ini perlu dilakukan? Karena, dari kegiatan silaturahmi seperti itulah, kita memperoleh hikmah dari setiap pertemuan yang dapat membangkitkan inspirasi atau menangkap sisi lain dari suatu kehidupan. Hal ini, tentu diperlukan untuk melejitkan potensi kualitas diri kita.
4. Memiliki kejernihan berpikir.
Berbicara masalah manusia berkualitas, ternyata harus kita sadari adalah tidaklah cukup bila hanya unggul di dunia saja, tetapi juga harus di dunia dan akherat. Inilah formula yang perlu diagendakan untuk membangunnya oleh setiap muslim melalui potensi akal dan pikirnya.
Di sinilah, kelihatannya untuk menjadi seorang manusia unggul, yang terpenting adalah harus mempunyai kejernihan berpikir. Orang seperti ini, diawali dari ketentraman hatinya. Allah SWT dalam QS. Ar Ra’dan: 28, menyebutkan, “Yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah.. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tentram.”
Dengan kata lain, siapapun yang ingin mendapatkan kemampuan menggali potensi dirinya, sehingga ia sanggup menguasai diri dan sanggup berpikir serta bertindak jernih, kunci utamanya adalah memiliki keahlian berdzikir kepada Allah. Tapi filter ini, sungguh berbahaya karena orang yang unggul tanpa ingat kepada Allah, niscaya keunggulannya akan menjadi alat kebinasaan dan kehinaan baik bagi dirinya, orang lain dan lingkungannya.
5. Memiliki keunggulan dzikir kepada Allah.
Keunggulan dalam bidang harta, gelar, pangkat, jabatan, dll. tidak akan pernah membuat hati kita menjadi tenang. Betapa banyak orang menjadi hina dan sengsara karena soal duniawi seperti itu. Maka, kalau kita ingin berkualitas dan unggul di dunia dan akherat adalah kita harus mempunyai keunggulan dzikir kepada Allah, sehingga kehidupan kita berada dalam kententraman.
Allah SWT berfirman, “Apabila telah ditunaikan sembahyang, maka bertebaranlah kamu di muka bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu beruntung.” (QS. AlJumu’ah: 62). Mengapa hal ini perlu kita lakukan? Karena, Allah akan selalu ingat kepada orang yang mengingat nama-Nya. Kalau kita selalu menjaga dzikir ini, sedangkan Dialah yang menguasai kita, mengetahui mana yang terbaik bagi kita, dan yang menyusun bakat pada diri kita, maka apa sulitnya bagi Allah untuk menuntun hidup kita menjadi berkualitas dan unggul?
6. Memiliki karya yang unggul.
Umat muslim hendaknya tidak hanya bisa berdzikir, berbicara, membuat konsep, tetapi haruslah mengaktualkan ikhtiar atau menghasilkan karya yang berkualitas dan unggul.
Untuk itu, kalu kita ingin unggul, maka kita harus mulai merintis dan membiasakan untuk menghasilkan karya dan keunggulan pribadi yang membuat kita mempunyai harga dalam kehidupan ini. Ingatlah bahwa Allah SWT menyukai umat yang mulai banyak berdakwah dengan karya nyata.
Akhirnya, menjadi muslim berkualitas harus didasarkan pada kehebatan berdzikir kepada Allah, yang membuat kita tenang, terpelihara dan tentram. Sedangkan keunggulan berpikir membuat langkah strategis dan jitu. Dan keunggulan karya nyata membuat potensi harga diri menjadi terangkat. Waallahu’alam.***
Arda Dinata, pendiri Majelis Inspirasi Alquran dan Realitas Alam (MIQRA) Indonesia, http://www.miqra.blogspot.com.
Affecting Positive Results Through Affirmations
Last time we talked about how to begin building the mind's powerful framework for success. The lesson we needed to learn was that self-talk has a powerful affect on the results we achieve. We learned that the mind will manifest whatever we dwell on, be it negative or positive.
This week, I would like to continue with our discussion of self-talk and suggest how you may supercharge your self-talk and the results you achieve through the use of affirmations.
Affirmations are a powerful mental programming technique that are underutilized and laughed at by many. You may remember the Saturday Night Live skit with Stuart Smiley sitting in front of the mirror saying "I'm good enough; I'm smart enough and doggone-it, people like me!" The image of this character makes one laugh, however when understood in the context of how powerful Stuart's technique really is, it shouldn't!
Affirm means to "make firm." So affirmation simply means to make a strong statement that something is already so. We know that we will eventually reap whatever our conscious mind sows onto the field of the subconscious. So through affirmations we will develop into whatever image of ourselves we create, be it good or bad. I suggest using positive affirmations to develop into all that you desire to be!
One of the most poignant examples of the power of affirmations comes from the boxing legend Muhammed Ali. When you think of Muhammed Ali, what vision comes to mind? Actually, two visions come to my mind:
The first is of Ali standing in the ring over a defeated opponent with a sweat covered face, surrounded by his trainers. Ali yells, "I'm the king of the world, I am the greatest, I'm Muhammed Ali. I shook up the world, I am the greatest, I'm king of the world. I'm pretty, I'm pretty, I'm a baaaad man, you heard me, I'm a baaad man."
The second is of Ali wrapped in his boxing robe, dancing from side to side before a bout. He exclaims, "Float like a butterfly, sting like a bee." Is this simply brash talk from yet another cocky athlete? I don't believe so. I believe that Muhammed Ali knew the power of affirmations. He spoke what he wanted to be, and as a result became it.
For the purposes of improving yourself and achieving the successes you've always desired, I want you to take it on faith that affirmations DO work. Give it a try, if only for a couple months and then make up your mind whether to keep using them.
In order to do this, you will need to know some basics about how to get the most out of affirmations. First, the subconscious mind does not understand the future tense. When you use affirmations, you should always speak of the present. The past does work but not nearly as well. Speak as if the things you want are happening in your life right now. For example, if your goal is to become the manager of a division you currently work in, you need to picture it now:
"I am enjoying the title and responsibility of being manager for the ABC Division of XYZ Company and am doing successful and important work. I am being recognized by my peers and my employer for my good and honorable efforts."
The affirmations need to be positive and personal! You should usually start your statement with "I." The affirmation should be specific. Tell your mind exactly what it is that you want and you will get better results.
The affirmation should also be short, easy to remember, and easy to apply.
Finally, your affirmation should be emotionally intense! Don't just say it, BELIEVE IT. Shout it at the top of your lungs if you must, but convince your mind, no matter how hard, that it is actually true. This is so important! Your success in using affirmations will live or die on how intensely you can get your mind to buy into your spoken words.
I believe that you should write down and repeat your affirmations at least twice a day. I recommend that you do it as soon as you wake up and right before you go to bed. Your assignment for the next two weeks is to write down five affirmations that you want in your life. Repeat them, at least twice a day, for two weeks. If you do so, I believe that you will be quickly on the path to achieving the success you desire.By Joel S. Nelson
Mastering Your Moods: How To Take Charge Of Your Feelings
John Ryder awakens feeling rested, refreshed, and sensing a calm vibrancy surging all through him. Hopping eagerly out of bed, he showers, dresses, and with a gleam and sparkle in his eye, goes downstairs to his kitchen and puts on some coffee.
Still feeling a wonderful composure flowing through him, he goes outside to retrieve the morning paper. And, as he has his breakfast, he begins to peruse the front page.The recession is continuing, unemployment rates keep climbing, American job security reaching all time instability highs. He begins to feel tense, and agitated.
"Why the hell does President Bush constantly send all those billions in aid to foreign countries when we need it right here!"His morning calm now begins to shift to feelings of aggravation and discontent. And, as he exits his home to drive to work, he feels the bitterness begin to dissipate. His easy, morning calm seems to be reestablishing.As he drives to work, he's cut off by a large cargo van.
"Hey, you idiot, why don't you watch where you're going!" Now, feeling tense once again - almost vengeful - he's driving aggressively, trying to catch up to the "moron" to tell him off. But, traffic conditions won't allow for it.Arriving at work, he's still sort of emotionally jumbled from his commute. "Well, what the hell, I've gotta get started now," he thinks with a sense of rushed anticipation.At his desk he sees a large post-it note stuck to his phone. "John, see me right away -- before you do anything today! G.P."
"Oh crap," he says. "What does my district manager want with me personally?" He now feels anxious and doubtful as he walks into G.P.'s office. And 40 minutes later he emerges; the anxious, nervous feeling he experienced before he went in is now replaced with sensations of frustration and resentment at having just been sucked into an assignment that should have been given to three individuals to share. "Man," he exhorts with futile dismay, "they keep lumping more and more on my back. I'm only one guy...what's going on here?"His intense mental/emotional pre-occupation with his new task workload makes him late for his 3:30 appointment with marketing. As he enters the conference room, he feels as if the others see him as a flake, a "screw-up," and irresponsible.
"I had to complete some important calls," he says. And after his meeting, the cold shoulder treatment he receives makes him feel as if he's unliked, poorly thought of, and an outcast."Ah well," he muses, "looks like it's another one of those days."Leaving work and feeling relieved, he drives to his health club only to find the lot jammed, and cars lined up almost to the street, striving to grab the first available space.
"Oh no, not again; DAMN IT!!"
Finally inside and changed, he now finds he must rush through his workout so he can shower, change, and pick up Karen for his dinner date.
"RUSH, RUSH, RUSH, RUSH, why can't it ever get easier?"
And, as he finally picks up Karen, instead of feeling the loving warmth he wanted to, he feels a lingering, anxious, frustrated anger which has been taking him up and down, and up and down all day."Hi, honey," Karen says to him with an endearing smile. "How was your day?" Almost on fire, he projects a futile, almost dejected glare and says, "Are you just saying that to be nice, or do you really want to know?"
SOUND FAMILIAR?
I'm sure as you read through John's scenario, you could also relate to the emotional roller coaster he experienced throughout his day. Transcending from the soothing calm of awakening, to the angry frustration of being oppressed, put upon, and forced to wait (and all the feelings in between), it's as if your emotional state is constantly played havoc with by everything that goes on around you. Happy/ depressed, calm/tense, relaxed/angered, content/frustrated -- the cycle seemingly goes on day in and day out. "Well, I'm sick of this emotional roller coaster, these continual mood swings, but I feel like a victim of my environment. It's like I can't control it, so what can I do to stop this damn fluctuation?"So common is the preceding concern that many of my clients have asked me to devise a strategy they could implement to stop the constant ups and downs (and the debilitating energy drain it incites). Feeling an emotional slave to their environment, they wanted a way to sustain a "middle of the road" feeling and mood style, instead of regularly riding the emotional roller coaster. Not too high, not too low, but middle of the road stable. "Pete, what can I do?" they'd plead.
TAKING CHARGE OF YOUR EMOTIONS
Structuring The Framework Of Regular Stable ControlWhether my clients were athletes, business people, students, salespeople, managers, professionals, etc., everyone voiced this frustration with mood swing concerns. The strategy I developed for them moves away from trying to change or control what's experienced/going on outside of you. It deals strictly with establishing an appropriate, desired mood at the start of your day, and then re- activating/reinforcing it whenever you sense an unresourceful feeling shift, or your emotions fluctuating in an uncomfortable, negative direction.Through this repeated positive emotional reinforcement (directly in the face of negative mood swings), you come to condition a continuance of enriching feeling to fuel your efforts throughout your day!This process has worked magnificently for my clients, and now you can use it to eliminate the "roller coaster" and enjoy emotional stability. I encourage you to read through this entire mood swing restructuring process first, then apply it exactly as outlined.
POSITIVE MOOD INSTALLATION
Structuring The Propensity For Positive Feeling ConsistencyA.) Establishing Your Target State: Upon awakening in the morning, before you get out of bed, establish the specific feeling context you sense will most directly encourage the type of inner state and behavioral expression you'd continually desire -- the feeling context which would naturally promote actions leading to effectiveness, efficiency, and task performance excellence.Mentally explore several options here to establish the explicit feeling you sense would most demonstrably serve and enrich you. For example, you might consider:? Confidence? Enthusiasm? Absolute faith? Excitement? Success compulsion? Fierce determination? Triumph commitment? Positive expectancy? Tenacious drive to excel and demonstrate excellence? Take charge action toughness? Relaxed composure? Personal power? Joyfulness, etc.To help establish the singular feeling most appropriate/beneficial for you, first think of 4-6 things you'll have to do/situations you'll have to engage during your day. Then, considering the preceding type feeling states - and the things you'll be doing during your day - ask yourself, "If I feel X in this situation, what will be the consequences?"Consider several different feelings here (such as those listed), and you'll come to isolate the exact feeling which will continually serve you best! (Here, you might want to imaginatively play out mini-scenarios of yourself engaging each of the things/situations you'll have to do fueled by various different types of feelings. Through this process, you'll quickly, easily identify the specific feeling state most appropriate for you!)B.) Anchoring Your Target State: Once you've decided upon the specific desired feeling you sense most appropriate for you, then close your eyelids down, and recall the very last time you either reflected, generated, or embodied that explicit feeling.A specific memory will quickly emerge, and when it does, then:1. Make the picture brighter, clearer, and vividly distinct.2. Perceptually bring it closer and closer to you - so close it's as if it's rightin front of you, as if it's totally real, and your reality right then and there!3. Then, imaginatively step into the picture, and into your body. And,looking through your eyes and feeling through your heart:? See exactly what you see as the embodiment of this specific feeling? F-e-e-l exactly what you feel as the embodiment of this specific feeling? Think exactly what you think as the embodiment of this specific feeling? Project the exact same facial expression you do as the embodimentof this specific feeling? Physically sense exactly what you do in every part of your body asthe embodiment of this specific feeling? Breathe exactly the way you breathe as the embodiment of thisspecific feelingNext, as you're breathing and reflecting all the preceding factors connected with you being fueled by your target state, firmly pinch your right thumb and middle finger together. Then (holding your fingers firmly pinched), choose a word which to you embodies this explicit feeling state. For example, you might choose Force, Strength, Power, Yes, Mine, etc.Keeping your right thumb and middle finger firmly pinched, mentally exclaim your key word (feeling its meaning resonate within you) 5 consecutive times. Then, hold your fingers pinched for 15 more seconds, continuing to see, think, feel, physically sense, and breathe in the specific manner connected with your target feeling state.Then, very s-l-o-w-l-y unpinch your fingers, and allow yourself to grow progressively more relaxed with every breath you take.You've now structured a feeling activation anchor whereby firmly pinching your right thumb and middle finger, breathing as the embodiment of your target feeling state, and mentally exclaiming your key word activates the specific sensory framework inducing your desired feeling context!C.) Testing Your Target Feeling Anchor: After you take 6-8 relax breaths as specified above, next, to become aware of just how powerful and deeply rooted your capacity to incite your desired state is:1.) Pinch your right thumb and middle finger together firmly.2.) Breathe as your target state breathes.3.) Mentally exclaim your key word 3 consecutive times.You'll instantly experience your specific target feeling state unfold, and notably surge through you. Hold this post test anchor (keeping your fingers firmly pinched) for 10 more seconds here. Then again, s-l-o-w-l-y release your finger pinch, and focus on your "relax breath" breathing.[*This entire anchoring process should take 5-7 minutes to perform. Each time you perform it, you'll become more efficient in producing demonstrable emotional results.]D.) Applying Your Target Feeling Anchor To Eliminate Destructive Mood Swings: Now you're prepared to stop the "roller coaster" and enjoy an experience of greater emotional consistency throughout your day. Here's how to use your target anchor:
AS SOON AS
you experience your mood start to negatively, unresourcefully swing/shift, immediately fire your target anchor (pinch your right thumb and middle finger together firmly, breathe as you do as the embodiment of your target state, and mentally exclaim your key word 3 consecutive times). Then hold your fingers pinched, and imaginatively project a scenario of yourself competently, effectively dealing with the situation (you're facing) fueled totally by your target state. (Hold this finger pinch/mental effectiveness projection for 5-7 seconds. You can close your eyelids down to help here, of course only if appropriate, i.e. not while driving or engaging an activity demanding your full attention!)Then, when you sense you're emotionally back on track, s-l-o-w-l-y unpinch your fingers, inhale deeply, and confidently proceed on.What you are literally doing here is re-conditioning tendencies toward emotional fluctuation with tendencies toward emotional stability. You are directing your feelings and structuring different stimulus/response connections in areas you'd have allowed the "roller coaster" to just run its course!The key here is as soon as you may experience your emotional state shift - for whatever reason - instantly employ your feeling regulation anchor-and keep yourself fueled, and sustained, by your enriching, resourceful feeling context.The more you implement this strategy, the more spontaneous, natural, and effective it becomes in moving you to generate and sustain positive emotional consistency. (I encourage you to engage this process each and every day until you're experiencing a continual degree of emotional smoothness throughout your day!)You can and should use this process in every facet of your life where you may experience the "roller coaster" starting to roll. For example:? In relationships? In business? Dealing with family? On the telephone? On the job? In the gym? Watching TV news? Reading the newspaperTake initiative to keep yourself positively emotionally consistent, and you'll forever end those uncomfortable roller coaster rides!
USE IT AND PROSPER
You've now got a powerful method to foster emotional consistency throughout your day. You must use this process for it to enrich you. But very shortly, you'll experience the rewards of feeling regularly positive which accompanying feeling as you truly want to -- all the time.Remember, from now on, when your mood may begin to shift, turn on and sustain positive power; you'll glide through your day easily and smoothly, and you'll just leave the roller coaster to rust and wither!By Pete Siegel
File PDF - Club CDFreaks - Knowledge is Power
i wanna burn a pdf file on a cd a protect it a gainst being copied, Mostafa1407 ... Siti con file PDF o simili, dave72, Italian: Chat, 3, 14-04-2001 18:53 ...club.cdfreaks.com/f16/file-pdf-27660/ -
Creare file pdf - Club CDFreaks - Knowledge is Power
Italian: Chat Discuss, Creare file pdf at Language Dependant forum; Cia ragazzi come si fa a creare i file di adobe acrobat reader? con che programma si ...club.cdfreaks.com/f16/creare-file-pdf-16479/ - 48k -
Beberapa Cara untuk Menghilangkan Pembatasan di File PDF ...
Saya menemukan dua situs yang cukup bagus yang menawarkan layanan untuk meng-unlock file PDF anda yaitu PDF Cracker dan PDF Filler . ...www.dhuha.net/id/content/computer/tutorial/beberapa-cara-untuk-menghilangkan-pembatasan-di-file-PDF - 21k -
Berlin Declaration on Open Access to Knowledge in the Sciences and ...
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - Our mission of disseminating knowledge is only half complete if the information ... We define open access as a comprehensive source of human knowledge and ...oa.mpg.de/openaccess-berlin/berlin_declaration.pdf -
KNOWLEDGE ENTREPRENEURSHIP IN UNIVERSITIES
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobathttp://www-ice.upc.es/documents/pressupost_2007_web.pdf. UPCnet. (2006). Descripto de les activitiats [proces innovar]. internal document on file with the ...www.tesisenxarxa.net/TESIS_UOC/AVAILABLE/TDX-0307108-140133//tesi_msenges.pdf -
ARDA IQ PUBLISHING: Knowledge in the Sciences
When you try to view a Portable Document Format (.pdf) file in Internet Explorer, ... please see the following article in the Microsoft Knowledge Base: ...ardaiq.blogspot.com/2008/08/knowledge-in-sciences.html - 98k -
OPEN KNOWLEDGE RESOURCES FOR HIGHER EDUCATION: SCHOLARLY ...
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - ICHAEL. (2001) (Re-)De-Commodification in Academic Knowledge Distribution? In:. Science Studies, Vol. 14 (2), pp. 21-42. http://eiop.or.at/mn/ScSt2001.pdf ...www.ecompetence.info/uploads/media/ch1.pdf -
Access to vs. exclusion from knowledge: Intellectual property ...
property rights, thus preserving wide access to knowledge. .... Knowledge, Intellectual Property and Markets: the Role of Exclusion ...papers.ssrn.com/sol3/Delivery.cfm/SSRN_ID1031884_code246830.pdf?abstractid=1031884&mirid=1 -
DB-Prism: Integrated Data Warehouses and Knowledge Networks for ...
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - Knowledge. about. organization and. product structures. Knowledge. about operating. control. Knowledge about. file and space. management ...www.vldb.org/conf/2000/P715.pdf -
Implementing Knowledge Strategies: Lessons from international ...
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - programme at ODI is ‘knowledge and learning systems in development agencies’. This study synthesises existing ...... dpa/publications/CapforDevelopment.pdf. ...www.odi.org.uk/rapid/publications/Documents/WP244.pdf -
Knowledge in the Sciences
http://ardaiq.blogspot.com/
Implementing Knowledge Strategies: Lessons from international ...Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat -
programme at ODI is ‘knowledge and learning systems in development agencies’. This study synthesises existing ...... dpa/publications/CapforDevelopment.
pdf. ...www.odi.org.uk/rapid/publications/Documents/WP244.pdf -
Beberapa Cara untuk Menghilangkan Pembatasan di File PDF ...
Saya menemukan dua situs yang cukup bagus yang menawarkan layanan untuk meng-unlock file PDF anda yaitu PDF Cracker dan PDF Filler . ...www.dhuha.net/id/content/computer/tutorial/beberapa-cara-untuk-menghilangkan-pembatasan-di-file-PDF - 21k -
File PDF - Club CDFreaks - Knowledge is Power
i wanna burn a pdf file on a cd a protect it a gainst being copied, Mostafa1407 ... Siti con file PDF o simili, dave72, Italian: Chat, 3, 14-04-2001 18:53 ...club.cdfreaks.com/f16/file-pdf-27660/ -
Berlin Declaration on Open Access to Knowledge in the Sciences and ...
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - Our mission of disseminating knowledge is only half complete if the information ... We define open access as a comprehensive source of human knowledge and ...oa.mpg.de/openaccess-berlin/berlin_declaration.pdf -
Adobe Acrobat .pdf Files Appear as a Blank Window or Frame
When you try to view a Portable Document Format (.pdf) file in Internet Explorer, ... please see the following article in the Microsoft Knowledge Base: ...support.microsoft.com/kb/177321 -
KNOWLEDGE ENTREPRENEURSHIP IN UNIVERSITIES
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobathttp://www-ice.upc.es/documents/pressupost_2007_web.pdf. UPCnet. (2006). Descripto de les activitiats [proces innovar]. internal document on file with the ...www.tesisenxarxa.net/TESIS_UOC/AVAILABLE/TDX-0307108-140133//tesi_msenges.pdf -
OPEN KNOWLEDGE RESOURCES FOR HIGHER EDUCATION: SCHOLARLY ...
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat -
ICHAEL. (2001) (Re-)De-Commodification in Academic Knowledge Distribution? In:. Science Studies, Vol. 14 (2), pp. 21-42. http://eiop.or.at/mn/ScSt2001.pdf ...www.ecompetence.info/uploads/media/ch1.pdf -
Access to vs. exclusion from knowledge: Intellectual property ...
of knowledge, which is simultaneously input, output and productive technology, and is ... property rights, thus preserving wide access to knowledge. ...papers.ssrn.com/sol3/Delivery.cfm/SSRN_ID1031884_code246830.pdf?abstractid=1031884&mirid=1 -
DB-Prism: Integrated Data Warehouses and Knowledge Networks for ...
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - Knowledge. about. organization and. product structures. Knowledge. about operating. control. Knowledge about. file and space. management ...www.vldb.org/conf/2000/P715.pdf -
A Knowledge-based Approach of Connect-Four
Jenis Berkas: PDF/Adobe Acrobat - a-file, b-file etc. Using the word file in a computer science environment would be confusing. ..... This shows that a knowledge-based approach in at least ...www.connectfour.net/Files/connect4.pdf -
Download Free Ebooks Success:
http://ardalooker.blogspot.com/
1. BERPIKIR DAN BEKERJA PRODUKTIF:
Download Free
2. BUKU MESIN JADI UANG:
Download Free
The Power of Your Thoughts
by: Daniel N. Brown
How often have you gotten started on something new with great positive energy and everything went well in the beginning?
Whether it was a new job, a new relationship, moving to a new area, a new project, anything. You started off with zeal and passion. But after a while you grew tired. Your positive energy began to turn negative and your thoughts began to work against you. Before you knew it you started creating things you didn't want.
It all started when you lost your focus on what you wanted. Instead of creating what you wanted you started saying things like, I hate my job, my wife/husband is difficult, I don't like it here anymore, and the pattern continued. Then things got progressively worse and you wonder what went wrong.
This is what went wrong; You lost control over your thoughts and stopped creating the things you wanted in your life.
Thoughts are powerful forces of energy and can only come from your own mind. Since you are the only one in charge of your mind, you create the thoughts that create the circumstances in your life. Since your thoughts create reality, you create your reality.
Just as the conscience mind is the source of thought, so the subconscience mind is the source of power. You give instructions to your subconscious mind through your thoughts. It doesn't know good from bad or right from wrong. It only follows your instructions, which are your thoughts. It will create anything you tell it.
Pay attention to your thoughts. Analyze them and listen to what you are thinking. Then decide if these are good thoughts, bad thoughts or needless thoughts. Decide if these thoughts work for you or against you.
Take control of your thoughts and make the most of your life. Remember, the Bible says, “Whatsoever things are true, honest, just, pure, lovely, of good report, if there be any virtue, or any praise, think on these things” (Phil 4:8).
|
MENU ARDA EKLIPING INDONESIA: | BERANDA KLIPING | KLIP IPTEK | KLIP PSIKOLOGI | KLIP WANITA | KLIP KELUARGA | KLIP ANAK CERDAS | KLIP BELIA & REMAJA | KLIP GURU & PENDIDIKAN | KLIP HIKMAH & RENUNGAN | |
MENU HIDUP SEHAT DAN KAYA: | Dunia Spritual dan Kesehatan | Rahasia Menjadi Kaya | Dunia Reseller | Reuse News | Pustaka Bisnis | |
MENU ARDA PENULIS SUKSES: | Inspirasi Penulis | Rahasia Penulis | Media Penulis | Sosok Penulis | Pustaka Penulis | |
MENU AKADEMI PEMBERANTASAN PENYAKIT BERSUMBER BINATANG: | Dunia P2B2 | Dunia NYAMUK | Dunia LALAT | Dunia TIKUS | Dunia KECOA | Pustaka P2B2 | |
MENU AKADEMI KESEHATAN LINGKUNGAN: | Inspirasi ARDA | Dasar KESLING | P.Sampah | Tinja & Aair Limbah | Binatang Pengganggu | Rumah & Pemukiman Sehat | Pencemaran Lingkungan Fisik | HYPERKES | Hygiene Sanitasi Makanan | Sanitasi Tempat Umum | Air Bersih | Pustaka Kesehatan | |
MIQRA INDONESIA GROUP Kantor Pusat: Jl. Raya Panganadaran Km.3 Pangandaran Ciamis 46396 Telp. (0265) 630058 Copyright © 2006-2010, Miqra Indonesia, Email : miqra_indo@yahoo.co.id Homepage : http://www.miqra.blogspot.com/ Design by Arda Dinata, Wong Tempel Kulon - Kec. Lelea - Kab. Indramayu - Indonesia |
ILMU MENJADI KAYA Berpikir Lama? Orang Lain Yang Akan Mendahului Kesuksesan Anda! Ayo Segera Miliki ILMU MENJADI KAYA ini. RAHASIA JADI JUTAWAN Mau Jadi Penulis BestSeller + Income Jutaan? Ayo Gabung di Penulis Sukses yuk! INSPIRASI SUKSES Ubah Nasib Anda Sekarang Menjadi Pribadi SUKSES dan TANGGUH dengan Cara Gabung Bersama GROUP MIQRA INDONESIA |